ketika langkah itu mulai menggelapkan,aku mencari terangmu lagi
menduga-duga,ke ujung mana singkat waktu bermula
mereka-reka,sejernih apa biru pada telaga
lalu ketika perih itu kian menggejolak ini raga,kulabuhkan saja apa yang pernah kau minta:
kata,dimana ia membebaskan kita
warna,kemana kita melarung segala rupa
lantas tinggal jiwa,sebenar-benar sebuah rasa
Ilalang,kutebarkan bungamu dalam sajakku
seperti rindu,yang kian serak menyumbat lidahku
dan,selalu,layaknya apa,yang tak pernah mampu tereja suara...
No comments:
Post a Comment