untuk : s
sekali saja
sibaklah,atau robek itu
itu kau ?
mengapa lain ?
pahatmu aku,
topengmu memahat di aku
pahatku menopeng di ukirmu
bila ?
Saturday, February 25, 2012
Sunday, February 19, 2012
Kelopak 13: Tanpa
tak ada,tidak
rindu dan kata
peluk dan mata
lalu dia
merasa maya
meraup bila
kemana ?
rindu dan kata
peluk dan mata
lalu dia
merasa maya
meraup bila
kemana ?
Tuesday, February 14, 2012
Kelopak 12: Palsu
katanya,ini aku
yang menggores kata dan rayu
bagiku ini dia
yang tak pernah luruh dalam papa
katanya,aku hidup
ketika melati tiada redup
kataku,dia ada,
sebab aku mampu bangkit dan tertawa
katanya,ini puisi,
karena aku menggurat dan mengisi
kataku,ini bukan puisi,
karena masih saja dia yang menggenapi
yang menggores kata dan rayu
bagiku ini dia
yang tak pernah luruh dalam papa
katanya,aku hidup
ketika melati tiada redup
kataku,dia ada,
sebab aku mampu bangkit dan tertawa
katanya,ini puisi,
karena aku menggurat dan mengisi
kataku,ini bukan puisi,
karena masih saja dia yang menggenapi
Saturday, February 11, 2012
Kelopak 11: Arrrrrghh..!!
ha,lagi dan lagi
terderak helamu sendiri
tak apa,katamu
sementara daun-daun ini tak henti jatuh,
aku ?
sejengkal darimu,
sampai namun tak tergapai
terderak helamu sendiri
tak apa,katamu
sementara daun-daun ini tak henti jatuh,
aku ?
sejengkal darimu,
sampai namun tak tergapai
Kelopak 10: Sajak Hujan
kucing kecil di muka jendela
merintih,menggigil
basah dia oleh guyuran waktu yang menderas
lari,terus lari
hanya untuk sekerat amis dari emak sore ini
hujan masih menderas,
kucing kecil melingkar tungku emak
mengumpul-ngumpulkan nyawa untuk esok
barangkali waktu tak sendirian menghampiri,
barangkali dia terbang,tak lagi berlari
merintih,menggigil
basah dia oleh guyuran waktu yang menderas
lari,terus lari
hanya untuk sekerat amis dari emak sore ini
hujan masih menderas,
kucing kecil melingkar tungku emak
mengumpul-ngumpulkan nyawa untuk esok
barangkali waktu tak sendirian menghampiri,
barangkali dia terbang,tak lagi berlari
Kelopak 9: Masih Surut
aku tak pulang lagi,ibu
sebab angin terlalu jauh membentangkan ronanya
ketika dingin menyendiri di sudut kamboja muda itu
aku tak pulang lagi,ibu
maaf,daun-daun marun yang kujanjikan untukmu usang oleh impianku sendiri
marahlah,layaknya sang rapuh itu menatap sendu aku
aku tak pulang lagi,ibu
sebab angin terlalu jauh membentangkan ronanya
ketika dingin menyendiri di sudut kamboja muda itu
aku tak pulang lagi,ibu
maaf,daun-daun marun yang kujanjikan untukmu usang oleh impianku sendiri
marahlah,layaknya sang rapuh itu menatap sendu aku
aku tak pulang lagi,ibu
Friday, February 10, 2012
Kelopak 8: Sabtu
teronggok di anak tangga
sedikit tersimpul-simpul menatap baris-baris itu
ah..di sini pula pada akhirnya
bukan ketiadaan yang menyiksa
karena memang demikian
engkau,
kasat mata yang menggenapi
Kelopak 7: Bukan Keluh
hujan biarlah hujan
tak usah menyulapnya sejengkal kemarau
bila pada akhirnya hanya mengecambahkan kosong
tak usah menyulapnya sejengkal kemarau
bila pada akhirnya hanya mengecambahkan kosong
Tuesday, February 7, 2012
Saturday, February 4, 2012
Kelopak 5: Sepiring Nasi Rames Siang Ini
duduk di pojok keremangan siang
nasi,bu,
sejumput sayur ini dan itu
sekerat tempu dan tahu
lalu segelas es susu
mengunyah,mengunyah,
agar rata dengan resah
agar tertabir segala gelisah
ibu berbenah,aku melangkah,
selembar tipis merah
pergilah,
jejakku tercegah,
sudahlah,gelengan ramah,
ah....
nasi,bu,
sejumput sayur ini dan itu
sekerat tempu dan tahu
lalu segelas es susu
mengunyah,mengunyah,
agar rata dengan resah
agar tertabir segala gelisah
ibu berbenah,aku melangkah,
selembar tipis merah
pergilah,
jejakku tercegah,
sudahlah,gelengan ramah,
ah....
Wednesday, February 1, 2012
Subscribe to:
Posts (Atom)