:satu
terantuk padamu
serbuk mimpi biru muda
memercik pada jendela
mengetuk-ngetuk pada rasa
mengapa ada?
mengapa bukan pupus lantas sirna?
Tuesday, March 27, 2012
Thursday, March 8, 2012
Kelopak 18: Masih Rintik
:kakak
selamat sore,rinai
masih saja kau kepuli ini beranda
masih saja banjir ini raga
masuklah,menepi pada jendela
tlah kuseduhkan secawan pusaran lama
kuaduk dengan mata,lantas kutambahkan abu muda
kupanggangkan pula sekerat kenangan
bertabur kacang-kacang keratan
masih mengepul,memerihkan telinga
mari,bersandarlah di sini
sebab senja yang kembali tak ingin pergi
selamat sore,rinai
masih saja kau kepuli ini beranda
masih saja banjir ini raga
masuklah,menepi pada jendela
tlah kuseduhkan secawan pusaran lama
kuaduk dengan mata,lantas kutambahkan abu muda
kupanggangkan pula sekerat kenangan
bertabur kacang-kacang keratan
masih mengepul,memerihkan telinga
mari,bersandarlah di sini
sebab senja yang kembali tak ingin pergi
Tuesday, March 6, 2012
Kelopak 17: Karena Diam
sunyi,sunyi
malam lari,tak lerai batas lalu tepi
biru,biru
tak mencoklat dan mengelabu
lagi,lagi
lesap retas ini kali
bahkan sudut meruntuh,meluruh
kau?
tertakluk peluh
simpuh
malam lari,tak lerai batas lalu tepi
biru,biru
tak mencoklat dan mengelabu
lagi,lagi
lesap retas ini kali
bahkan sudut meruntuh,meluruh
kau?
tertakluk peluh
simpuh
Saturday, March 3, 2012
Kelopak 16: Kertas Lipat Biru Muda
lem,gunting dan pena
lalu kau,
kurekat masa,
ketempel waktu
kukuatkan ini rindu
kuserpih ini pilu
kularung kelabu
pena,pena sajak itu
membiru pada mudamu
melipat pada sudutmu
seperti juga waktu
yang kutempel di tepinya
lantas kulipat masa
agar tak lekang kita padanya
sesekali kulukis pula daun pada mata
agar tak kering gunting memangkas durja
lalu kau,
kurekat masa,
ketempel waktu
kukuatkan ini rindu
kuserpih ini pilu
kularung kelabu
pena,pena sajak itu
membiru pada mudamu
melipat pada sudutmu
seperti juga waktu
yang kutempel di tepinya
lantas kulipat masa
agar tak lekang kita padanya
sesekali kulukis pula daun pada mata
agar tak kering gunting memangkas durja
Friday, March 2, 2012
Kelopak 15: Aku Malam
langit masih saja mengepul,bintang
aku,kau,dia lalu kopi
mengepul lagi
berarak untuk menipis
dia ingin merengkuhmu,bintang
sebab rintik telah berpacu sendiri
sebab cahya putih itu enggan menari
berkediplah,bintang
agar kopi itu menyesapi hati
agar rintik tak lagi berlari
aku,kau,dia lalu kopi
mengepul lagi
berarak untuk menipis
dia ingin merengkuhmu,bintang
sebab rintik telah berpacu sendiri
sebab cahya putih itu enggan menari
berkediplah,bintang
agar kopi itu menyesapi hati
agar rintik tak lagi berlari
Subscribe to:
Posts (Atom)