aku menemukanmu,
ketika duka menyerap basahmu di bawah pelupuk
kerontang menggersang
meja itu bulat,seperti selalu
kakinya timpang menopang rasa
tepinya sibuk menghitung usia
lalu,kau terlempar dari jendela
mengendap-endap,menyergap pelitur yang bercecer
No comments:
Post a Comment